Suara Tunggal Saharuddin Guncang Senayan: Desak Evaluasi Ketua DPRD Sumut ke DPP Golkar

Spread the love

Jakarta, 8 September 2025 – Di tengah hiruk-pikuk ibu kota, langkah seorang kader Partai Golkar dari Sumatera Utara mencuri perhatian. Saharuddin, Wakil Sekretaris Bidang Kerja Sama Ormas DPD Partai Golkar Sumut, tampil berani dengan aksi tunggal di depan Kantor DPP Partai Golkar dan Gedung DPR RI.

Mengenakan kaos hitam bertuliskan “Evaluasi Ketua DPRD Sumut Erni Ariyanti Sitorus” lengkap dengan foto sang Ketua DPRD, aksi Saharuddin seakan menjadi simbol perlawanan moral seorang kader yang tidak rela marwah partai tercoreng.

Dari Medan ke Jakarta: Konsistensi Aksi Tunggal

Aksi ini bukan kali pertama. Sebelumnya, Rabu (2/9/2025), ia sudah berdiri lantang di depan Gedung DPRD Sumut dan Kantor DPD Partai Golkar Sumut. Namun kali ini, medan perjuangannya diperluas hingga ke pusat kekuasaan nasional.

“Saya berdiri di sini bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan demi marwah Partai Golkar dan menjaga kepercayaan rakyat Sumatera Utara,” tegasnya dalam orasi di tengah panasnya aspal Jakarta.

Tiga Poin Tuntutan Saharuddin

Saharuddin menyoroti tiga isu besar yang menurutnya mencederai kredibilitas Golkar di Sumut:

  1. Kasus OTT Kadis PUPR Sumut – Ketua DPRD Sumut dinilai perlu dipanggil KPK terkait dugaan pergeseran APBD 2025.
  2. Pernyataan soal klaim pulau – Sikap mendukung klaim sepihak atas Pulau Mangkir Besar, Pulau Mangkir Kecil, Pulau Lipan, dan Pulau Panjang dianggap mempermalukan martabat Sumut.
  3. Pelaporan sesama kader ke polisi – Langkah melaporkan pimpinan DPRD Deli Serdang atas komentar di media sosial dipandang kontraproduktif dan mencoreng wibawa partai.

Surat Aspirasi Resmi Diterima DPP

Usai berorasi, Saharuddin menyerahkan surat pernyataan sikap kepada Ibu Nur, staf Sekretariat DPP Partai Golkar. Surat itu dipastikan akan diteruskan ke Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia.

Suara Nurani, Bukan Kepentingan Pribadi

Dengan lantang, ia menegaskan akan terus melanjutkan aksi bila desakannya tidak ditindaklanjuti.

“Ini bukan sekadar suara saya. Ini suara nurani, suara rakyat Sumatera Utara, suara kebenaran. Marwah partai jauh lebih penting daripada kepentingan individu,” pungkasnya.

Di saat banyak memilih diam, ia berdiri. Saat sebagian memilih aman, ia melangkah. Di Senayan, suara tunggal itu menggema, menuntut keberanian partai untuk tegas, bermartabat, dan berpihak pada rakyat.Ms


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *